costume CSE
Loading
Selasa, 04 Juni 2013
Tugas Makalah Managemen dasar
1.
Sistem
1.1 Pengertian
sistem
Sistem adalah suatu kumpulan elemen ataupun
konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang
sama. Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem, yaitu
yang menekankan pada prosedurnya dan
yang menekankan pada
komponen atau elemennya.
Pendekatan sistem
yang lebih menekankan
pada prosedur mendefinisikan
sistem sebagai berikut ini :
“Suatu sistem adalah
suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.
Menurut Jerry
Fitzgerald, Ardra F.
Fitzgerald dan Warren
D. Stallings, Jr., mendefinisikan prosedur sebagai berikut
:
Suatu prosedur adalah urut-urutan yang tepat
dari tahapan-tahapan instruksi yang
menerangkan Apa (What)
yang harus dikerjakan,
Siapa (Who) yangmengerjakannya, Kapan
(When) dikerjakan dan
Bagaimana (How) mengerjakannya .
Pendekatan
sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem
sebagai berikut ini :
“Sistem
adalah kumpulan dari
elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
Kedua
kelompok definisi tersebut adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda
adalah cara pendekatannya. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan
elemen-elemen atau komponen-komponen atau
subsistem-subsistem merupakan
definisi yang lebih luas. Definisi ini lebih banyak diterima, karena
kenyataannya suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem atau sistem
bagian. Sebagai misal, sistem akuntansi dapat terdiri dari beberapa
subsistem-subsistem, yaitu subsistem akuntansi
penjualan, subsistem akuntansi
pembelian, subsistem akuntansi penggajian, subsistem akuntansi
biaya dan lain sebagainya.
Ciri-ciri sistem
( Jogiyanto H.M, 1999 ) :
1.
Mengarah Pada Tujuan ( Purpose Behavior )
Cara kerja sistem ini adalah merangkai
dan mengkombinasikan fakta-fakta untuk mencapai tujuan dengan menggunakan
aturan-aturan tertentu.
2.
Merupakan Suatu Keseluruhan ( Who Lism )
Sistem merupakan suatu keseluruhan yang bulat dan utuh, dimana tujuan
masing-masing dari bagian yang membentuk sistem akan saling menunjang dan
mencapai tujuan dari sistem secara keseluruhan, dan ini berarti bahwa
pencapaian tujuan dari salah satu bagian tidak dapat dilakukan dengan
mengabaikan pencapaian tujuan dengan bagian yang lainnya.
3.
Adanya Keterbukaan ( Openess )
Sistem memiliki sifat yang terbuka,
dimana suatu sistem dapat berinteraksi dengan sistem lainnya yang lebih besar.
4.
Adanya Proses Transformasi ( Transformation )
Suatu sistem mempunyai atau melakukan
proses transformasi kegiatan yang mengubah sesuatu inputan atau memasukan
menjadi satu Output untuk mencapai tujuan.
5.
Adanya Mekanisme Central ( Central Mechanism )
Ini berarti sistem mempunyai kemampuan
untuk mengatur dirinya sendiri pada satu posisi yang lebih baik yaitu dengan
jalan menjaga dinamika dan mempersatukan keharmonisan di dalam sistem itu
sendiri.
6. Saling Berkaitan ( Interlation )
Sistem terdiri dari elemen-elemen yang
saling berkaitan satu elemen dengan elemen lainnya.
1.2
Unsur-unsur Sistem
1.2.1
Karakteristik Sistem
Karakteristik
Sistem terdiri dari :
a. Komponen (Elemen)
Komponen dari
suatu sistem dikenal sebagai subsistem.
b. Batasan
sistem (Boundary)
Daerah yg membatasi antara sistem yang
satu dengan yang lainnya /dengan lingkungan luar.
c. Lingkungan luar (Environment)
Segala sesuatu di luar dari batas sistem
yang mempengaruhi operasi dari suatu sistem.
contoh : Vendor,
Pelanggan, Pemilik, Pemerintah, Bank, Pesaing.
d. Penghubung sistem (Interface)
Suatu media
penghubung antara 1 subsistem dengan subsistem lainnya.
e. Masukan
(Input)
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem.
Pada sisteminformasi, masukan dapat berupa :
1. Data
transaksi
2. Data
non transaksi (misal : surat pemberitahuan)
3. Instruksi
f. Keluaran
(Output)
Hasil dari pemrosesan, dapat berupa
keluaran yang berguna (informasi, produk) atau keluaran yang tidakberguna
(limbah).Pada sistem informasi, keluaran dapat berupa :
1. Informasi
2. Saran
3. Cetakan
laporan
g. Sasaran
sistem (Objective)
Suatu
tujuan yg ingin dicapai oleh suatu sistem.
f. Pengolah (Process) Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu
bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem
produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain
menjadi keluaran berupa barang jadi.
1.3
Klasifikasi Sistem
1.3.1 Sistem
Abstrak
Sistem yang
berisi gagasan atau konsep. contoh : sistem teologi
1.3.2 Sistem
Fisik
Sistem yang
secara fisik dapat dilihat. contoh : sistem komputer, sistem transportasi.
1.3.3 Sistem
Deterministik
Sistem yang
operasinya dapat diprediksi secara tepat. contoh : program komputer.
1.3.4 Sistem
Probabilistik
Sistem yang
tidak bisa diramal dgn pasti karena mengandung unsur probabilitas. contoh :
arisan, stok barang.
1.3.5 Sistem
Tertutup
Sistem mandiri,
sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan
(tidak dipengaruhi oleh lingkungan). contoh : reaksi kimia dalam sebuah tabung
tertutup.
1.3.6 Sistem
Terbuka
Sistem yang
berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. contoh :sistem
keorganisasian, sistem penawaran.
1.3.7 Sistem
alamiah
Sistem yang terjadi
karena alam (tidak dibuat oleh manusia). contoh : sistem tata surya.
1.3.8 Sistem
buatan manusia
Sistem yang dibuat
oleh manusia. contoh : sistem komputer, sistem mobil.
Pengendalian dalam Sistem
1. Diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback)
2. Untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan
3. Dilakukan dengan membandingkan keluaran system dengan keluaran
yang diinginkan.
Umpan
Balik
1.
Umpan balik negatif (negatif feedback)
2. Menyesuaikan
penyimpangan terhadap standar
Contoh
: penerapan thermostat pada system pendingin (AC)
3.
Umpan balik positif (positive feedback)
4. Untuk menambah kekuatan atau mendorong proses supaya
memberikan hasil yang baik, tanpa harus menunggu terjadinya penyimpangan
Contoh : peramalan arus saldo kas
di masa mendatang dengan membuat sistem anggaran kas pada sistem perencanaan
kas.
1.4
Administrasi dan Manajemen sebagai Total
Sistem
Menganalisis
administrasi sebagai suatu totalitas tidak lepas dari adanya subsistem yang
menjadi komponen administrasi itu. Juga tidak lepas dari pembahasan tentang
super sistem, yaitu faktor-faktor yang berada di luar administrasi akan tetapi
mempunyai tekanan pengaruh terhadap administrasi itu.
Beberapa subsistem yang mungkin
terdapat dalam administrasi adalah
a.
Subsistem struktural. Artinya adanya
susunan organisasi yang memudahkan penjabaran tugas pokok dan fungsi serta
mempermudah pembagian wewenang dan tanggung jawab.
b.
Subsistem fungsional. Administrasi
kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi logistic, administrasi
perencanaan dan sejenisnya merupakan contoh dari subsistem fungsional.
c.
Subsistem sektoral. Beberapa contoh
dari subsistem sektoral adalah administrasi pertanian, administrasi industry,
administrasi kesehatan, administrasi pendidikan, dan sebagainya. Super sistem
yang mempengaruhi administrasi, administrasi tidak akan pernah bergerak hampa.
Oleh karena itu sistem administrasi yang baik adalah administrasi yang selalu
memperhitungkan tekanan pengaruh dari faktor-faktor yang meskipun berada diluar
administrasi akan tetapi pasti untuk menentukan derajat ketangguhan administrasi
itu sebagai suatu total sistem.
Ada delapan super sistem yang harus selalu diperhitungkan yaitu :
a.
Super sistem yang bersifat
geografis. Implikasi dari factor geografis terhadap pembinaan dan pengembangan
sistem administrasi terlihat pada dua bidang utama yaitu komunikasi dan
transportasi.
b.
Penduduk sebagai Super Sistem.
Bertitik tolak dari filsafat bahwa pembangunan adalah pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan adalah untuk seluruh rakyat Indonesia,
jelas bahwa faktor penduduk merupakan satu super sistem yang tidak bisa tidak
diperhitungkan.
c.
Kekayaan alam sebagai super sistem.
Satu bangsa yang dikaruniai dengan kekayaan alam yang melimpah, sungguh adalah
satu bangsa yang sangat berbahagia. Sistem administrasi yang perlu dikembangkan
oleh suatu Negara yang tidak memiliki kekayaan alam akan sangat berbeda dengan
suatu Negara yang memiliki kekayaan alam, apa lagi jika kekayaan alamnya
melimpah.
d.
Ideologi sebagai super sistem. Administrasi
sebagai total sistem hanya akan terbina secara tangguh apabila pembinaan sistem
administrasi itu dilandaskan atas suatu ideologi dan falsafah bangsa yang
bersangkutan. Bagi Indonesia landasan bagi pembinaan dan pengembangan sistem
administrasi yang bulat adalah Pancasila dengan seluruh sila-silanya sebagai
suatu kesatuan yang bulat.
e.
Sistem politik sebagai super sistem.
Apabila proses politik telah selesai maka mulailah proses administrasi.
Ungkapan itu telah menunjukkan dengan jelas adanya hubungan yang sangat erat
antara proses politik dengan proses administrasi. Bahkan boleh dikatakan bahwa
proses administrasi merupakan tindak lanjut dari prioses politik.
f.
Faktor ekonomi sebagai super sistem.
Mebicarakan faktor ekonomoi sebagai super sistem terhadap administrasi sebagai
total sistem berarti menyangkut beberapa masalah administrasi yang jelas
dipengaruhi oleh faktor ekonomi.
Masalah-masalah administrasi tersebut antara lain
yaitu :
1. Masalah
produktivitas,
2. Masalah efisiensi,
c. Masalah penegakan disiplin,
d. Masalah kegairahan bekerja, dan
e. Masalah loyalitas.
g.
Faktor sosial budaya sebagai super
sistem. Berbicara mengenai faktor sosial budaya sebagai super sistem terhadap
administrasi pada hakikatnya berbicara mengenai nilai-nilai sosial yang hidup
dalam suatu masyarakat. Sangat sulit untuk menentukan nilai-nilai tersebut
tidak dapat dirumuskan atas dasar generalisasi. Baik buruknya suatu nilai
sosial tergantung pada kenyataan apakah nilai itu diterima atau ditolak oleh
masyarakat.
h.
Ketahanan nasioanl sebagai super
sistem. Ketahanan nasional dalam berbagai bidang harus didukung oleh suatu
ketahanan nasional di bidang administrasi. Pentingnya ketahanan nasional
sebagai salah satu super sistem harus diperhitungkan. Pada hakikatnya ketahanan
nasional dalam berbagai bidang tersebut saling berkaitan dan saling
mempengaruhi.
2.
Pengertian Pengembangan
Sistem
Pengembangan sistem (systems
development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan
sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
Sistem yang lama perlu diperbaiki atau
diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut ini :
a. Adanya permasalahan-permasalahan
(problems) yang timbul di sistem yang
lama
yang dapat berupa :
1. Ketidakberesan
Ketidakberesan dalam sistem yang lama
menyebabkan sistem yang lama
tidak
dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Ketidakberesan ini dapat berupa
:
2. kecurangan-kecurangan
disengaja yang menyebabkan tidak amannya harta kekayaan perusahaan dan
kebenaran dari data menjadi kurang terjamin;
3. kesalahan-kesalahan
yang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan
kebenaran dari data kurang terjamin;
4. tidak
efisiennya operasi;
5. tidak
ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.
b. Pertumbuhan
organisasi
Pertumbuhan
organisasi yang menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru. Pertumbuhan
organisasi diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume
pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru.
Karena adanya perubahan ini, maka menyebabkan sistem yang lama tidak efektif
lagi, sehingga sistem yang lama sudah tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan
informasi yang dibutuhkan manajemen.
c. Untuk
meraih kesempatan-kesempatan (opportunities)
Teknologi
informasi telah berkembang dengan cepatnya. Perangkat keras komputer, perangkat
lunak dan teknologi komunikasi telah begitu cepat berkembang. Organisasi mulai
merasakan bahwa teknologi informasi ini perlu
1.5 Pengertian
Sistem dan Analis Sistem
Digunakan untuk meningkatkan penyediaan
informasi sehingga dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan yang akan
dilakukan oleh manajemen. Dalam keadaaan pasar bersaing, kecepatan informasi
atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan
rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada.
Bila pesaing dapat memanfaatkan teknologi ini, maka kesempatan-kesempatan akan
jatuh ke tangan pesaing. Kesempatan-kesempatan ini dapat berupa peluang-peluang
pasar, pelayanan yang meningkat kepada langganan dan lain sebagainya.
a. Adanya instruksi-instruksi (directives)
Penyusunan sistem yang baru dapat juga
terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar
organisasi, seperti misalnya peraturan
pemerintah.
Berikut ini dapat digunakan sebagai indikator adanya permasalahanpermasalahan dan
kesempatan-kesempatan yang dapat diraih, sehingga
menyebabkan
sistem yang lama harus diperbaiki, ditingkatkan bahkan diganti keseluruhannya.
Indikator-indikator ini diantaranya adalah investasi yang tidak efisisen, seperti ;
a. peramalan penjualan dan produksi
tidak tepat;
b.kapasitas produksi yang menganggur
(idle capasities);
c.pekerjaan manajer yang terlalu teknis;
dll.
Dengan telah dikembangkannya sistem yang
baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan-peningkatan di sistem yang baru.
Peningkatan-peningkatan ini
berhubungan
dengan PIECES (merupakan singkatan untuk memudahkan
mengingatnya),
yaitu sebagai berikut :
1.
Performance (kinerja),
Peningkatan terhadap kinerja (hasil
kerja) sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur
dari throughput dan response time. Throughput adalah jumlah dari pekerjaan yang
dapat dilakukan suatu saat tertentu. Response time adalah rata-rata waktu yang
tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu response
untuk menanggapi pekerjaan tersebut.
2.
Information (informasi),
Peningkatan terhadap kualitas informasi
yang disajikan.
3.Economy
(ekonomis),
Peningkatan terhadap manfaat-manfaat
atau keuntungan- keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.
4.Control
(pengendalian),
Peningkatan terhadap pengendalian untuk
mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan yang
dan akan terjadi.
5.Efficiency
(efisiensi),
Peningkatan
terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis
berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan, efisiensi berhubungan
dengan bagaimana sumber daya tersebut.
1.6 Prinsip
Pengembangan Sistem
1.
Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
2.
Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar
a. Semua alternatif yang ada harus
diinvestigasi
b. Investasi yang terbaik harus bernilai
3.
Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik
4.
Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan
sistem
5.
Proses pengembangan sistem tidak harus urut
6.
Jangan takut membatalkan proyek
7.
Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan system
Tahapan
pengembangan sistem sebagai berikut :
a. Analisis sistem (system analysis)
b. Desain sistem secara umum (general
system design)
c. Penilaian sistem (system evaluation)
d. Desain sistem terinci (detailed
system design)
e. Implementasi sistem (system
implementation)
1.7
Fungsi Analis Sistem
Analis sistem (systems analyst) adalah
orang yang menganalisis sistem
(mempelajari
masalah-masalah yang timbul dan menentukan kebutuhan-kebutuhan.
2. Efisiensi dan
Efektifitas
2.1 Pengertian
Efisiensi dan Efektifitas
2.1.2 Pengertian Efisiensi
Menurut
R.A Supriyono (2000:329), yang dimaksud dengan efisiensi adalah “rasio keluaran
terhadap masukan atau jumlah keluaran per unit masuka.”
Jadi suatu pusat pertanggung
jawaban dikatakan efisiensi jika :
1. Menggunakan
masukan (biaya atau sumber-sumber)yang lebih kecil untuk menghasilkan dalam
jumlah yang sama.
2. Menggunakan
masukan (biaya atau sumber-sumber)yang sama untuk menghasilkan keluaran dalam
jumlah besar.
3. Menggunakan
masukan (biaya atau sumber-sumber) yang lebih kecil untuk menghasilkan keluaran
dalam jumlah yang lebih besar.
Hal serupa di
kemukakan oleh Robert N Anthony dan Vijay Govindarajan yang di terjemahkan oleh
F.X.Kurniawan Tjakrawala (2002:14), “efisiensi adalah perbandingan output
terhadap input, atau jumlah output per unit input.” Sedangkan menurut Abdul
Halim dkk (200:72) :
Efisiensi
adalah rasio antara output terhadap input atau jumlah output per unit
dibandingkan dengan input per unit. Ukuran efisiensi bias dikembangkan dengan hubungan antara biaya
sesungguhnya dengan biaya standar yang telah ditetapkan sebelumnya misalnya
anggaran.
Berdasarkan
uraian-uraian tentang pengertian efisiensi di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan, yaitu bahwa yang dimaksud dengan efisiensi adalah rasio atau
perbandingan antara output dengan input. Efisiensi dapat diukur dengan
membandingkan antara anggaran biaya dengan realisasi biaya.
2.1.2 Pengertian Efektifitas
Pengertian efektifitas secara umum
menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu
ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektifitas menurut Hidayat
(1986) yang menjelaskan bahwa :
“Efektifitas
adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas
dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai,
makin tinggi efektifitasnya”.
Sedangkan pengertian efektifitas
menurut Schemerhon John R. Jr. (1986:35) adalah sebagai berikut :
“
Efektifitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara
membandingkan output anggaran atau seharusnya (OA) dengan output realisasi atau
sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS) disebut efektif ”.
Adapun pengertian efektifitas menurut Prasetyo Budi Saksono
(1984) adalah :
“
Efektifitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan
output yang diharapkan dari sejumlah input “.
Dari pengertian-pengertian
efektifitas tersebut dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah suatu ukuran
yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah
dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih
dahulu.
2.2 Perbedaan efisiensi dan Efektifitas
Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara
tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau
pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas
bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian
tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat
selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut
adalah benar atau efektif.
Sedangkan efisiensi adalah penggunaan sumber
daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap
bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari
cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Efisiensi
hanya dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif, membandingkan antara
masukan dan keluaran yang diterima. Sebagai contoh untuk menyelesaikan sebuah
tugas, cara A membutuhkan waktu 1 jam sedang cara B membutuhkan waktu 2 jam,
maka cara A lebih efisien dari cara B. Dengan kata lain tugas tersebut dapat
selesai menggunakan cara dengan benar atau efisiensi.
Langganan:
Postingan (Atom)